Rabu, 01 Desember 2010

Kepemimpinan pada kegiatan pemuda atau mahasiswa

Pendahuluan Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa jenis kepribadian lebih berperan dibanding yang lain dalam hal kepemimpinan, namun yang menjadi “berita bagus” adalah bahwa kepemimpinan adalah sebuah keterampilan.Dan keterampilan seperti halnya kita terampil menjahit pakaian atau mengetik dengan sepuluh jari, hal itu dapat dipelajari. Terlebih lagi, bahwa kepemimpinan bukanlah suatu produk akhir, hal itu akan terus menerus menjadi proses yang berlangsung dalam upaya untuk penyempurnaan dan perbaikan. isi Ir. Sukarno pernah berkata: “Berikan saya 10 orang pemuda, akan saya ubah dunia”. Dalam pepatah arab juga dikatakan “syubbanul yaum rijaalul ghod (pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”. Atau ada juga istilah lain yang mengatakan bahwa pemuda adalah tombak perjuangan bangsa. Beberapa ungkapan tersebut sama-sama menunjukkan bahwa ternyata pemuda mempunyai peranan penting dalam memperjuangkan bangsa. Pemuda adalah generasi masa depan yang dengan tangannya diharapkan dapat mengubah bangsa menuju bangsa yang bermoral dan beradab serta bangsa yang mempunyai peradapan maju. Mahasiswa merupakan salah satu dari bagian pemuda tersebut. Oleh karena itu mahasiswa sebagai orang yang tertinggi jenjang pendidikannya diharapkan dapat menjadi agent of social change (agen perubahan social) di tengah-tengah masyarakat. Apalagi jika melihat kondisi masyarakat saat ini yang semakin terpuruk, baik aspek moral, ekonomi, politik, pendidikan dan social. Maka, mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang lebih berat dalam perbaikan kondisi masyarakat Indonesia ke depan. Bapak Prof. Malik Fajar juga mengatakan di UMM DOME pada acara pembukaan PESMABA 2007, mahasiswa dididik oleh Universitas untuk menjadi tenaga ahli, calon pemimpin dan sumber kekuatan untuk membangun peradaban masa depan. Oleh karena itu, seharusnya bagi seorang mahasiswa untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa. Dalam artian bahwa mahasiswa tidak hanya belajar di dalam kelas. Namun, bagaimana dia bisa belajar melalui lingkungan dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian. Baik yang intra kampus maupun yang ekstra kampus. Kenapa harus aktif dalam organisasi?. Perlu disadari bersama bahwa materi yang kita dapat di kelas paling hanya 25 persen. Itu pun tidak mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan di dalam masyarakat. Seperti, bagaimana mengatur dan memenej sesuatu dengan baik. Ilmu seperti ini hanya bisa didapat melalui kreativitas kita dalam berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan di luar kelas. Selain itu, kita sebagai mahasiswa juga perlu sadar bahwa menuntut ilmu itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Di mana dan kapan pun kita bias belajar, baik melalui kegiatan-kegiatan seperti seminar, diskusi, organisasi atau pun lingkungan kita. Kesadaran akan hal ini sudah mulai merosot di kalangan mahasiswa. Sehingga tidak jarang ditemukan mahasiswa yang hanyan kuliah, habis kuliah langsung nangkring di jalan. Ada juga yang habis kuliah langsung pulang dan tidur-tiduran di kos, nonton TV dan lain sebagainya. Beberapa kriteria tersebut tak layak untuk dilakukan oleh seorang mahasiwa yang benar-benar mau belajar dan ingin memperbaiki keadaan masyarakat bangsa. Bagaimana bisa memperbaiki masyarakat sedangkan dirinya belum baik?. Dan yang perlu dilakukan oleh kita adalah bagaimana kita sekarang bisa introspeksi diri demi perjuangan bamngsa ke depan. Kekurangan yang pernah kita lakukan di masa lalu, kita perbaiki demi hari yang cerah di masa yang akan datang. Khusus, untuk mahasiswa baru (MABA), ingat pesan orang tua yang telah merelakan kepergian Anda untuk menuntut ilmu. Renungkan sedalam-dalamnya apa pesan orang tua kepada Anda sebelum Anda beranjak dari rumah. Semangat barumu adalah harapan bangsa. Langkah kakimu adalah perjuangan. Belajarmu adalah bekal. Jadikan setiap detik langkahmu sebagai bukti perhatianmu terhadap kondisi bangsa yang kian murat-marit. Karena Anda adalah pemimpin masa depan yang akan memperbaiki peradaban bangsa. Menjadi Mahasiswa ideal Sebagai generasi penerus bangsa, idealnya seorang mahassiswa dapat memberikan sesuatu yang terbaik untuk diri sendiri, orang tua, kampus dan Negara. Tentunya untuk menjadi mahasiswa yang baik dan bias memberikan manfaat kepada diri, orang tua dan kampus serta bangsa, maka seharusnya dia berusaha semaksimal mungkin untuk menuju itu. Maka satu hal yang sangat penting dalam perjalanan seorang mahasiswa untuk bias menjadi mahasiswa yang baik serta dapat mengabdi kepada agama, masyarakat dan bangsa, yaitu hendaknya adanya kesadaran yang mendalam dirinya, bahwa dia adalah harapan agama, masayrakat dan bangsa. Kesadaran tersebut tentunya tidak dapat muncul dengan sendirinya, walaupun bias, kemungkinannnya sangat kecil sekali. Nah, untuk menimbulkan kesadaran tersebut, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu beberapa hal yang dapat mempengaruhi kondisi seseorang, yaitu fakor heriditas (keturunan) dan factor lingkungan. Untuk itu, maka hendaknya seorang mahasiswa khususnya MABA mencari lingkungan yang baik, mulai dari memilih kost dan teman pergaulan sehari-hari. Sebab semua itu akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangannya. Dengan memilih lingkungan yang baik, maka secarra tidak langsung akan timbul kesadaran yang baik pula dalam dirinya. Baik itu dengan aktif di berbagai organisasi, aktif membaca dan meulis. Karena dengan bekal inilah dia akan dapat mengabdi kepada agama, masyarakat dan bangsa ketika telah lulus dari perguruan tinggi. PENUTUP Permasalahan kepemimpinan di kalangan masyarakat sipil sudah selayaknya menjadi perhatian kita bersama, sampai sebelum semuanya terlambat lagi untuk dilakukan.  daftar pustaka http://www.google.com http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen