Rabu, 01 Desember 2010
Kepemimpinan pada kegiatan pemuda atau mahasiswa
Minggu, 21 November 2010
Evaluasi kinerja pada kegiatan mahasiswa
Evaluasi kinerja pada kegiatan mahasiswa
Evaluasi kinerja pada kegiatan mahasiswa
Pendahluan
Untuk melakukan review kinerja dan kapabilitas organisasi, melakukan proses evaluasi. Tata cara penilaian kinerja yang diterapkan mengacu pada aturan yang ada. Untuk menentukan kinerja lembaga ditetapkan indikator-indikator yang terdiri indikator Kualitas lulusan, Kemahasiswaan, Aspek Finansial, Faculty and Staff dan Keefektifan hasil.
Isi
Kunci ukuran keberhasilan lembaga yang direview secara periodik oleh Pimpinan mencakup lima hal, yaitu :
1. Kinerja Pembelajaran Mahasiswa,
2. Kinerja Pelayanan kepada Mahasiswa.
3. Kinerja Anggaran dan Keuangan,
4. Kinerja Dosen dan Staf, dan
5. Kinerja Efektifitas Organisasi.
Hasil temuan kinerja di atas, oleh Pimpinan diterjemahkan dalam prioritas-prioritas untuk melakukan perbaikan dan peluang inovasi dengan memperhatikan kemampuan tenaga dan biaya yang ada. Upaya-upaya perbaikan dan inovasi ini dirumuskan melalui suatu pembahasan pada Rapat Pimpinan (Rapim).
Penutup
Menurut saya dengan mekanisme penyampaian laporan pertanggung jawaban dalam Rapat mahasiswa dan hasil penilaian atas kinerja ini digunakan pimpinan untuk memperbaiki effektivitas kepemimpinannya melalui rapat koordinasi pimpinan dan pemberian arahan-arahan kepada para kepala unit di bawahnya.
Bagi Siswa
Kepemimpinan pada kegiatan pemuda atau mahasiswa
Add caption |
Pendahuluan
Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa jenis kepribadian lebih berperan dibanding yang lain dalam hal kepemimpinan, namun yang menjadi “berita bagus” adalah bahwa kepemimpinan adalah sebuah keterampilan.Dan keterampilan seperti halnya kita terampil menjahit pakaian atau mengetik dengan sepuluh jari, hal itu dapat dipelajari. Terlebih lagi, bahwa kepemimpinan bukanlah suatu produk akhir, hal itu akan terus menerus menjadi proses yang berlangsung dalam upaya untuk penyempurnaan dan perbaikan.
isi
Ir. Sukarno pernah berkata: “Berikan saya 10 orang pemuda, akan saya ubah dunia”. Dalam pepatah arab juga dikatakan “syubbanul yaum rijaalul ghod (pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”. Atau ada juga istilah lain yang mengatakan bahwa pemuda adalah tombak perjuangan bangsa.
Beberapa ungkapan tersebut sama-sama menunjukkan bahwa ternyata pemuda mempunyai peranan penting dalam memperjuangkan bangsa. Pemuda adalah generasi masa depan yang dengan tangannya diharapkan dapat mengubah bangsa menuju bangsa yang bermoral dan beradab serta bangsa yang mempunyai peradapan maju.
Mahasiswa merupakan salah satu dari bagian pemuda tersebut. Oleh karena itu mahasiswa sebagai orang yang tertinggi jenjang pendidikannya diharapkan dapat menjadi agent of social change (agen perubahan social) di tengah-tengah masyarakat.
Apalagi jika melihat kondisi masyarakat saat ini yang semakin terpuruk, baik aspek moral, ekonomi, politik, pendidikan dan social. Maka, mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang lebih berat dalam perbaikan kondisi masyarakat Indonesia ke depan. Bapak Prof. Malik Fajar juga mengatakan di UMM DOME pada acara pembukaan PESMABA 2007, mahasiswa dididik oleh Universitas untuk menjadi tenaga ahli, calon pemimpin dan sumber kekuatan untuk membangun peradaban masa depan.
Oleh karena itu, seharusnya bagi seorang mahasiswa untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa. Dalam artian bahwa mahasiswa tidak hanya belajar di dalam kelas. Namun, bagaimana dia bisa belajar melalui lingkungan dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian. Baik yang intra kampus maupun yang ekstra kampus.
Kenapa harus aktif dalam organisasi?. Perlu disadari bersama bahwa materi yang kita dapat di kelas paling hanya 25 persen. Itu pun tidak mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan di dalam masyarakat. Seperti, bagaimana mengatur dan memenej sesuatu dengan baik. Ilmu seperti ini hanya bisa didapat melalui kreativitas kita dalam berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan di luar kelas.
Selain itu, kita sebagai mahasiswa juga perlu sadar bahwa menuntut ilmu itu tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Di mana dan kapan pun kita bias belajar, baik melalui kegiatan-kegiatan seperti seminar, diskusi, organisasi atau pun lingkungan kita.
Kesadaran akan hal ini sudah mulai merosot di kalangan mahasiswa. Sehingga tidak jarang ditemukan mahasiswa yang hanyan kuliah, habis kuliah langsung nangkring di jalan. Ada juga yang habis kuliah langsung pulang dan tidur-tiduran di kos, nonton TV dan lain sebagainya.
Beberapa kriteria tersebut tak layak untuk dilakukan oleh seorang mahasiwa yang benar-benar mau belajar dan ingin memperbaiki keadaan masyarakat bangsa. Bagaimana bisa memperbaiki masyarakat sedangkan dirinya belum baik?.
Dan yang perlu dilakukan oleh kita adalah bagaimana kita sekarang bisa introspeksi diri demi perjuangan bamngsa ke depan. Kekurangan yang pernah kita lakukan di masa lalu, kita perbaiki demi hari yang cerah di masa yang akan datang.
Khusus, untuk mahasiswa baru (MABA), ingat pesan orang tua yang telah merelakan kepergian Anda untuk menuntut ilmu. Renungkan sedalam-dalamnya apa pesan orang tua kepada Anda sebelum Anda beranjak dari rumah.
Semangat barumu adalah harapan bangsa. Langkah kakimu adalah perjuangan. Belajarmu adalah bekal. Jadikan setiap detik langkahmu sebagai bukti perhatianmu terhadap kondisi bangsa yang kian murat-marit. Karena Anda adalah pemimpin masa depan yang akan memperbaiki peradaban bangsa.
Menjadi Mahasiswa ideal
Sebagai generasi penerus bangsa, idealnya seorang mahassiswa dapat memberikan sesuatu yang terbaik untuk diri sendiri, orang tua, kampus dan Negara. Tentunya untuk menjadi mahasiswa yang baik dan bias memberikan manfaat kepada diri, orang tua dan kampus serta bangsa, maka seharusnya dia berusaha semaksimal mungkin untuk menuju itu.
Maka satu hal yang sangat penting dalam perjalanan seorang mahasiswa untuk bias menjadi mahasiswa yang baik serta dapat mengabdi kepada agama, masyarakat dan bangsa, yaitu hendaknya adanya kesadaran yang mendalam dirinya, bahwa dia adalah harapan agama, masayrakat dan bangsa.
Kesadaran tersebut tentunya tidak dapat muncul dengan sendirinya, walaupun bias, kemungkinannnya sangat kecil sekali. Nah, untuk menimbulkan kesadaran tersebut, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu beberapa hal yang dapat mempengaruhi kondisi seseorang, yaitu fakor heriditas (keturunan) dan factor lingkungan.
Untuk itu, maka hendaknya seorang mahasiswa khususnya MABA mencari lingkungan yang baik, mulai dari memilih kost dan teman pergaulan sehari-hari. Sebab semua itu akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangannya.
Dengan memilih lingkungan yang baik, maka secarra tidak langsung akan timbul kesadaran yang baik pula dalam dirinya. Baik itu dengan aktif di berbagai organisasi, aktif membaca dan meulis. Karena dengan bekal inilah dia akan dapat mengabdi kepada agama, masyarakat dan bangsa ketika telah lulus dari perguruan tinggi.
PENUTUP
Permasalahan kepemimpinan di kalangan masyarakat sipil sudah selayaknya menjadi perhatian kita bersama, sampai sebelum semuanya terlambat lagi untuk dilakukan.
daftar pustaka
http://www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
" ORGANISASI DALAM KEGIATAN PEMUDA "
Pendahuluan
Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa.
isi
Sejarah
1908
Boedi Oetomo, merupakan wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern. Didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme Jawa yang ditampilkannya.
Pada konggres yang pertama di Yogyakarta, tanggal 5 Oktober 1908 menetapkan tujuan perkumpulan : Kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan.
Dalam 5 tahun permulaan BU sebagai perkumpulan, tempat keinginan-keinginan bergerak maju dapat dikeluarkan, tempat kebaktian terhadap bangsa dinyatakan, mempunyai kedudukan monopoli dan oleh karena itu BU maju pesat, tercatat akhir tahun 1909 telah mempunyai 40 cabang dengan lk.10.000 anggota.
Disamping itu, para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Belanda, salah satunya Mohammad Hatta yang saat itu sedang belajar di Nederland Handelshogeschool di Rotterdam mendirikan Indische Vereeninging yang kemudian berubah nama menjadi Indonesische Vereeninging tahun 1922, disesuaikan dengan perkembangan dari pusat kegiatan diskusi menjadi wadah yang berorientasi politik dengan jelas. Dan terakhir untuk lebih mempertegas identitas nasionalisme yang diperjuangkan, organisasi ini kembali berganti nama baru menjadi Perhimpunan Indonesia, tahun 1925.
Berdirinya Indische Vereeninging dan organisasi-organisasi lain,seperti: Indische Partij yang melontarkan propaganda kemerdekaan Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah yang beraliran nasionalis demokratis dengan dasar agama, Indische Sociaal Democratische Vereeninging (ISDV) yang berhaluan Marxisme, menambah jumlah haluan dan cita-cita terutama ke arah politik. Hal ini di satu sisi membantu perjuangan rakyat Indonesia, tetapi di sisi lain sangat melemahkan BU karena banyak orang kemudian memandang BU terlalu lembek oleh karena hanya menuju "kemajuan yang selaras" dan terlalu sempit keanggotaannya (hanya untuk daerah yang berkebudayaan Jawa) meninggalkan BU. Oleh karena cita-cita dan pemandangan umum berubah ke arah politik, BU juga akhirnya terpaksa terjun ke lapangan politik.
Kehadiran Boedi Oetomo,Indische Vereeninging, dll pada masa itu merupakan suatu episode sejarah yang menandai munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa sebagai aktor terdepannya, yang pertama dalam sejarah Indonesia : generasi 1908, dengan misi utamanya menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, dan mendorong semangat rakyat melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka berikan, untuk berjuang membebaskan diri dari penindasan kolonialisme.
1928
Pada pertengahan 1923, serombongan mahasiswa yang bergabung dalam Indonesische Vereeninging (nantinya berubah menjadi Perhimpunan Indonesia) kembali ke tanah air. Kecewa dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan melihat situasi politik yang di hadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal amat berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu. Pertama, adalah Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club) yang dibentuk di Surabaya pada tanggal 29 Oktober 1924 oleh Soetomo. Kedua, Kelompok Studi Umum (Algemeene Studie-club) direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik di Bandung yang dimotori oleh Soekarno pada tanggal 11 Juli 1925.
Diinspirasi oleh pembentukan Kelompok Studi Surabaya dan Bandung, menyusul kemudian Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), prototipe organisasi yang menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa yang bersifat kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St. Bellarmius yang menjadi wadah mahasiswa Katolik, Cristelijke Studenten Vereninging (CSV) bagi mahasiswa Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi mahasiswa Islam pada tahun 1930-an.
Dari kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda dicetuskan melalui Konggres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.
1945
Dalam perkembangan berikutnya, dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai dengan kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa Belanda yang menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai politik, terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi Indonesia berubah menjadi Partai Bangsa Indonesia (PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadi Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
Secara umum kondisi pendidikan maupun kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh lebih represif dibandingkan dengan kolonial Belanda, antara lain dengan melakukan pelarangan terhadap segala kegiatan yang berbau politik; dan hal ini ditindak lanjuti dengan membubarkan segala organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik, serta insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang mengakibatkan mahasiswa dipecat dan dipenjarakan.
Praktis, akibat kondisi yang vacuum tersebut, maka mahasiswa kebanyakan akhirnya memilih untuk lebih mengarahkan kegiatan dengan berkumpul dan berdiskusi, bersama para pemuda lainnya terutama di asrama-asrama. Tiga asrama yang terkenal dalam sejarah, berperan besar dalam melahirkan sejumlah tokoh, adalah Asrama Menteng Raya, Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Tokoh-tokoh inilah yang nantinya menjadi cikal bakal generasi 1945, yang menentukan kehidupan bangsa.
Salah satu peran angkatan muda 1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok.
1966
Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi antara kelompok-kelompok mahasiswa, diantaranya Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), yang dibentuk melalui Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947.
Selanjutnya, dalam masa Demokrasi Liberal (1950-1959), seiring dengan penerapan sistem kepartaian yang majemuk saat itu, organisasi mahasiswa ekstra kampus kebanyakan merupakan organisasi dibawah partai-partai politik. Misalnya, PMKRI Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia dengan Partai Katholik,Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dekat dengan PNI, Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dekat dengan PKI, Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (Gemsos) dengan PSI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berafiliasi dengan Partai NU, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dengan Masyumi, dan lain-lain.
Diantara organisasi mahasiswa pada masa itu, CGMI lebih menonjol setelah PKI tampil sebagai salah satu partai kuat hasil Pemilu 1955. CGMI secara berani menjalankan politik konfrontasi dengan organisasi mahasiswa lainnya, bahkan lebih jauh berusaha mempengaruhi PPMI, kenyataan ini menyebabkan perseteruan sengit antara CGMI dengan HMI dan, terutama dipicu karena banyaknya jabatan kepengurusan dalam PPMI yang direbut dan diduduki oleh CGMI dan juga GMNI-khususnya setelah Konggres V tahun 1961.
Mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayjen dr. Syarief Thayeb, yakni PMKRI, HMI,PMII,Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sekretariat Bersama Organisasi-organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila (Mapancas), dan Ikatan Pers Mahasiswa (IPMI). Tujuan pendiriannya, terutama agar para aktivis mahasiswa dalam melancarkan perlawanan terhadap PKI menjadi lebih terkoordinasi dan memiliki kepemimpinan.
Munculnya KAMI diikuti berbagai aksi lainnya, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), dan lain-lain.
Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru. Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar kekuasaan Orde Baru, di antaranya Cosmas Batubara (Eks Ketua Presidium KAMI Pusat), Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi ketiganya dari PMKRI,Akbar Tanjung dari HMI dll. Angkatan '66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. di masa ini ada salah satu tokoh yang sangat idealis,yang sampai sekarang menjadi panutan bagi mahasiswa-mahasiswa yang idealis setelah masanya,dia adalah seorang aktivis yang tidak peduli mau dimusuhi atau didekati yang penting pandangan idealisnya tercurahkan untuk bangsa ini,dia adealah soe hok gie
1974
Realitas berbeda yang dihadapi antara gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah bahwa jika generasi 1966 memiliki hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk generasi 1974 yang dialami adalah konfrontasi dengan militer.
Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak, bahkan sebelum menginjak awal 1970-an, sebenarnya para mahasiswa telah melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde Baru, seperti:
• Golput yang menentang pelaksanaan pemilu pertama di masa Orde Baru pada 1972 karena Golkar dinilai curang.
• Gerakan menentang pembangunan Taman Mini Indonesia Indah pada 1972 yang menggusur banyak rakyat kecil yang tinggal di lokasi tersebut.
Diawali dengan reaksi terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), aksi protes lainnya yang paling mengemuka disuarakan mahasiswa adalah tuntutan pemberantasan korupsi. Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan "Mahasiswa Menggugat" yang dimotori Arif Budiman yang progaram utamanya adalah aksi pengecaman terhadap kenaikan BBM, dan korupsi.
Menyusul aksi-aksi lain dalam skala yang lebih luas, pada 1970 pemuda dan mahasiswa kemudian mengambil inisiatif dengan membentuk Komite Anti Korupsi (KAK) yang diketuai oleh Wilopo. Terbentuknya KAK ini dapat dilihat merupakan reaksi kekecewaan mahasiswa terhadap tim-tim khusus yang disponsori pemerintah, mulai dari Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), Task Force UI sampai Komisi Empat.
Berbagai borok pembangunan dan demoralisasi perilaku kekuasaan rezim Orde Baru terus mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara dalam bentuk rekayasa politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat antara lain melalui bentuk perundang-undangan. Misalnya, melalui undang-undang yang mengatur tentang pemilu, partai politik, dan MPR/DPR/DPRD.
Muncul berbagai pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun mahasiswa terhadap sembilan partai politik dan Golongan Karya sebagai pembawa aspirasi rakyat. Sebagai bentuk protes akibat kekecewaan, mereka mendorang munculnya Deklarasi Golongan Putih (Golput) pada tanggal 28 Mei 1971 yang dimotori oleh Arif Budiman, Adnan Buyung Nasution, Asmara Nababan.
Dalam tahun 1972, mahasiswa juga telah melancarkan berbagai protes terhadap pemborosan anggaran negara yang digunakan untuk proyek-proyek eksklusif yang dinilai tidak mendesak dalam pembangunan,misalnya terhadap proyek pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di saat Indonesia haus akan bantuan luar negeri.
Protes terus berlanjut. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. Gerakan mahasiswa di Jakarta meneriakan isu "ganyang korupsi" sebagai salah satu tuntutan "Tritura Baru" disamping dua tuntutan lainnya Bubarkan Asisten Pribadi dan Turunkan Harga; sebuah versi terakhir Tritura yang muncul setelah versi koran Mahasiswa Indonesia di Bandung sebelumnya. Gerakan ini berbuntut dihapuskannya jabatan Asisten Pribadi Presiden.
1978
Setelah peristiwa Malari, hingga tahun 1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagain kegiatan rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun disana-sini aksi protes kecil tetap ada.
Menjelang dan terutama saat-saat antara sebelum dan setelah Pemilu 1977, barulah muncul kembali pergolakan mahasiswa yang berskala masif. Berbagai masalah penyimpangan politik diangkat sebagai isu, misalnya soal pemilu mulai dari pelaksanaan kampanye, sampai penusukan tanda gambar, pola rekruitmen anggota legislatif, pemilihan gubernur dan bupati di daerah-daerah, strategi dan hakekat pembangunan, sampai dengan tema-tema kecil lainnya yang bersifat lokal. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional.
Awalnya, pemerintah berusaha untuk melakukan pendekatan terhadap mahasiswa, maka pada tanggal 24 Juli 1977 dibentuklah Tim Dialog Pemerintah yang akan berkampanye di berbagai perguruan tinggi. Namun demikian, upaya tim ini ditolak oleh mahasiswa. Pada periode ini terjadinya pendudukan militer atas kampus-kampus karena mahasiswa dianggap telah melakukan pembangkangan politik, penyebab lain adalah karena gerakan mahasiswa 1978 lebih banyak berkonsentrasi dalam melakukan aksi diwilayah kampus. Karena gerakan mahasiswa tidak terpancing keluar kampus untuk menghindari peristiwa tahun 1974, maka akhirnya mereka diserbu militer dengan cara yang brutal. Hal ini kemudian diikuti oleh dihapuskannya Dewan Mahasiswa dan diterapkannya kebijakan NKK/BKK di seluruh Indonesia.
Soeharto terpilih untuk ketiga kalinya dan tuntutan mahasiswa pun tidak membuahkan hasil. Meski demikian, perjuangan gerakan mahasiswa 1978 telah meletakkan sebuah dasar sejarah, yakni tumbuhnya keberanian mahasiswa untuk menyatakan sikap terbuka untuk menggugat bahkan menolak kepemimpinan nasional.
Era NKK/BKK
Setelah gerakan mahasiswa 1978, praktis tidak ada gerakan besar yang dilakukan mahasiswa selama beberapa tahun akibat diberlakukannya konsep Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa.
Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan SK No.0156/U/1978 sesaat setelah Dooed Yusuf dilantik tahun 1979. Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan menjauhkan dari aktivitas politik karena dinilai secara nyata dapat membahayakan posisi rezim. Menyusul pemberlakuan konsep NKK, pemerintah dalam hal ini Pangkopkamtib Soedomo melakukan pembekuan atas lembaga Dewan Mahasiswa, sebagai gantinya pemerintah membentuk struktur keorganisasian baru yang disebut BKK. Berdasarkan SK menteri P&K No.037/U/1979 kebijakan ini membahas tentang Bentuk Susunan Lembaga Organisasi Kemahasiswaan di Lingkungan Perguruan Tinggi, dan dimantapkan dengan penjelasan teknis melalui Instruksi Dirjen Pendidikan Tinggi tahun 1978 tentang pokok-pokok pelaksanaan penataan kembali lembaga kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.
Kebijakan BKK itu secara implisif sebenarnya melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa, dan hanya mengijinkan pembentukan organisasi mahasiswa tingkat fakultas (Senat Mahasiswa Fakultas-SMF) dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF). Namun hal yang terpenting dari SK ini terutama pemberian wewenang kekuasaan kepada rektor dan pembantu rektor untuk menentukan kegiatan mahasiswa, yang menurutnya sebagai wujud tanggung jawab pembentukan, pengarahan, dan pengembangan lembaga kemahasiswaan.
Dengan konsep NKK/BKK ini, maka peranan yang dimainkan organisasi intra dan ekstra kampus dalam melakukan kerjasama dan transaksi komunikasi politik menjadi lumpuh. Ditambah dengan munculnya UU No.8/1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan maka politik praktis semakin tidak diminati oleh mahasiswa, karena sebagian Ormas bahkan menjadi alat pemerintah atau golongan politik tertentu. Kondisi ini menimbulkan generasi kampus yang apatis, sementara posisi rezim semakin kuat.
Sebagai alternatif terhadap suasana birokratis dan apolitis wadah intra kampus, di awal-awal tahun 80-an muncul kelompok-kelompok studi yang dianggap mungkin tidak tersentuh kekuasaan refresif penguasa. Dalam perkembangannya eksistensi kelompok ini mulai digeser oleh kehadiran wadah-wadah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tumbuh subur pula sebagai alternatif gerakan mahasiswa. Jalur perjuangan lain ditempuh oleh para aktivis mahasiswa dengan memakai kendaraan lain untuk menghindari sikap represif pemerintah, yaitu dengan meleburkan diri dan aktif di Organisasi kemahasiswaan ekstra kampus seperti HMI (himpunan mahasiswa islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) atau yang lebih dikenal dengan kelompok Cipayung. Mereka juga membentuk kelompok-kelompok diskusi dan pers mahasiswa.
Beberapa kasus lokal yang disuarakan LSM dan komite aksi mahasiswa antara lain: kasus tanah waduk Kedung Ombo, Kacapiring, korupsi di Bapindo, penghapusan perjudian melalui Porkas/TSSB/SDSB.
1990
Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Dikalangan mahasiswa secara kelembagaan dan personal terjadi pro kontra, menamggapi SK tersebut. Oleh mereka yang menerima, diakui konsep ini memiliki sejumlah kelemahan namun dipercaya dapat menjadi basis konsolidasi kekuatan gerakan mahasiswa. Argumen mahasiswa yang menolak mengatakan, bahwa konsep SMPT tidak lain hanya semacam hiden agenda untuk menarik mahasiswa ke kampus dan memotong kemungkinan aliansi mahasiswa dengan kekuatan di luar kampus.
Dalam perkembangan kemudian, banyak timbul kekecewaan di berbagai perguruan tinggi karena kegagalan konsep ini. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri, bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus. Sehingga, tidaklah mengherankan bila akhirnya berdiri Dewan Mahasiswa di UGM tahun 1994 yang kemudian diikuti oleh berbagai perguruan tinggi di tanah air sebagai landasan bagi pendirian model organisasi kemahasiswaan alternatif yang independen.
Dengan dihidupkannya model-model kelembagaan yang lebih independen, meski tidak persis serupa dengan Dewan Mahasiswa yang pernah berjaya sebelumnya upaya perjuangan mahasiswa untuk membangun kemandirian melalui SMPT, menjadi awal kebangkitan kembali mahasiswa ditahun 1990-an.
Gerakan yang menuntut kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik di dalam kampus pada 1987 - 1990 sehingga akhirnya demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus perguruan tinggi. Saat itu demonstrasi di luar kampus termasuk menyampaikan aspirasi dengan longmarch ke DPR/DPRD tetap terlarang.
1998
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.
daftar pustaka
http://www.google.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
"PERENCANAAN TUJUAN HIDUP "
Rencana Dan Tujuan Hidup
Stiap orang pasti menpunyai sebuah rencana untuk tujuan hidup nya. Begitu pun saya dan mungkin di antara teman-teman blogger juga mempunyai rencana untuk tujuan hidup kita di dunia ini.Sebuah kehidupan tentu lah kita harus mempunyai tujuan untuk menentukan jalan hidup kita yang kemana akan kita arahkannya hidup ini. Karena apabila kita hidup ini tak mempunyai tujuan hidup maka sia-sialah kita hidup ini.
Dan dalam menyusun sebuah rencana tentu lah kita harus memikirkannya matang matang karena semua menetukan tercapai atau tidak nya tujuan hidup kita. Dan sebuah rencana juga menentukan di mulai nya langkah kehidupan kita.
Jadi apa yang kita dapatkan selama di dunia ini merupakan sebuah rencana kehidupan yang telah kita pikirkan jauh jauh hari.
Dan apa yang belum kita dapatkan di dunia ini maka dari sekarang buat dan pikirkan lah sebuah rencana untuk mencapai tujuan hidup kita yang belum kesampaian, ingat tujuan merupakan sebuah mimpi besar yang harus kita ubah menjadi sebuah kenyataan hidup kita..
Sebaliknya..... seseorang tanpa tujuan yang jelas tidak akan bisa membuat kemajuan bahkan di jalan yang termudah." (THOMAS CARLYLE)
=============
Sebuah tayangan pada stasiun Discovery Channel menggambarkan seekor macan yang sedang berlari sangat kencang mengejar seekor rusa yang berada jauh di depannya.
Terlihat sekali begitu gigihnya sang macan tersebut mengejar buruannya. Seakan seluruh kemampuan dan tenaganya difokuskan dalam mengejar rusa tersebut.
Karena ini adalah hasil sebuah rekaman peristiwa oleh para kru Discovery
Coba yookk kita bayangkan bila tayangan tersebut diputar ulang.
Tetapi..... dengan menggunakan "metode pengolahan citra" yang modern, gambar rusa dalam rekaman tersebut dihilangkan.
Dan...bila hasil rekayasa tersebut ditayangkan kembali kepada pemirsa yang baru pertama kali melihat tayangan tersebut, tentu akan menjadi sebuah gambaran yang sangat lucu.
Seekor macan yang berlari sangat kencang dengan seluruh kemampuan dan tenaganya pada sebuah padang yang luas, tanpa ada seekor buruan pun yang dikejarnya.
Bagi orang-orang yang melihat hasil rekayasa rekaman tersebut, tentu tidak akan melihat seekor rusa yang menjadi TUJUAN sebenarnya dari pengejaran macan tersebut.
Namun bagi macan, rusa tersebut sudah sangat jelas gambarannya.
Itulah obyek yang menjadi target perburuannya, walaupun tidak terlihat oleh pemirsa karena yang ditayangkan adalah hasil rekayasa rekaman.
Aku teringat bahwa Jamil Azzaini penulis best seller "Kubik Leadership" dan "Tuhan inilah proposal hiduku" pernah menuturkan "untuk sebuah acara yang akan dilaksanakan dalam waktu sebulan saja kita pasti bersiap-siap bahkan membuat proposal demi kelancaran acara.
Namun untuk jangka yang panjang yaitu 'Hidup kita', mengapa tidak kita buat proposal hidup demi kelancaran menjalaninya.
Mengapa kita membiarkan hidup kita mengalir begitu saja bagai air............?"
Nah penuturan beliau ini membenarkan bahwa tujuan hidup amatlah diperlukan agar hidup kita tidak sia-sia belaka.
Coba bayangkan dan amati lebih segarkah ikan yang ditempatkan pada air yang berarus deras dengan ikan yang ditempatkan disebuah baskom kolam yang airnya tidak bergerak.
Pastinya ikan yang menempati derasnya air akan terlihat lebih segar dan nikmat ketika dikonsumsi.
Nah...... begitu pula hidup kita, hendaklah kita selalu menjadikan tantangan-tantangan baru di hari-hari yang kita jalani, agar kiranya menjadi terasah dan kebal dalam menghadapi segala permasalahan.
Ada pepatah Arab mengatakan: "Al Barakah Fil Harakah", berkah itu terdapat di dalam keaktivitasan hidup.
Orang yang senantiasa terlena dan tidak memiliki tujuan ibarat pohon kering tidak berbuah, berbuahpun tiada berasa.
Begitulah ia dengan kesia-siaannya.
Nah......... maukah kita seperti itu..........?
Pastinya orang-orang sukses adalah mereka yang telah berhasil meraih prestasi puncaknya.
Mereka yang memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk menjalankan secara sadar suatu tugas dalam pikiran mereka, dengan menggunakan khayalan atau visualisasi atas TUJUAN mereka.
Walaupun mungkin TUJUAN tersebut tidak dapat dilihat oleh orang-orang di sekitar mereka.
Nah, masihkah kita tidak memiliki tujuan hidup..........?
Ayooo bangkit.....!
penerapan manajemen dalam kehidupan mahasiswa
PENERAPAN MANAJEMEN DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA
1. PENDAHULUAN
Menurut saya, manajemen itu penting sekali dalam hidup. Semua kegiatan, apa pun itu harus di-manage. Dengan adanya manajemen, semua kegiatan kita bisa terlaksana sebagaimana mestinya. Karena sudah ada schedule atau jadwal, jadi kegiatan kita tidak akan terbengkalai. Jadi sesuai dengan apa yang telah kita jadwalkan dan ada patokan untuk melaksanakan kegiatan yang telah kita rencanakan itu. Jadi, kita harus memanage apa yang kita akan lakukan.
Sebagaimana kita mengetahui tentang fungsi dan tujuan dari manajemen yaitu untuk mengatur, menyusun sumber daya supaya lebih efektif dan efisien. . Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Tentunya hal ini akan sangat bermanfaat untuk kehidupan kita jika diimplementasikan secara tepat sasaran, terutama untuk mahasiswa, karena tugas-tugas, atau pekerjaan yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang kita ambil akan menjadi lebih mudah dan terorganisir lebih baik. Ini berarti bahwa secara tidak sengaja kita pun sudah menjadi seorang manajer, manajer yang bertugas untuk mengorganisir kegiatan kita sebagai mahasiswa.
Berikut adalah beberapa ulasan mengenai implementasi manajemen dalam kehidupan mahasiswa.
ISI
Implementasi Fungsi Manajemen Dalam Diri Pribadi Sebagai Seorang Mahasiswa
Fungsi-fungsi manajemen dijelaskan dalam beberapa point di bawah, yaitu :
1. Louis Allen :
-Planning (merencanakan)
- Organizing (Menyusun)
- Leading (Memimpin)
- Controlling (Mengawasi/meneliti)
2. Harold Koontz dan Cyril O’Donnell :
- Planning (Perencanaan)
- Organizing (Pengorganisasian)
- Staffing (Penyusunan Pegawai)
- Directing (Pengarahan)
- Leading (Memimpin)
- Controlling (Pengendalian)
3. Luther Gulick :
-Planning (Perencanaan)
- Organizing (Pengorganisasian)
-Staffing (PenyusunanPegawai)
- Directing (Pengarahan)
- Coordinating (Pengkoordinasian)
-Reporting (Pembuatan laporan)
- Budgeting (Penganggaran)
4. George R. Terry :
- Planning (Perencanaan)
- Organizing (Pengorganisasian)
- Actuating (Pelaksanaan)
- Controlling (Pengendalian)
Dari beberapa pendapat para penulis di atas dapat pula dikombinasikan, fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
Planning termasuk Budgeting
Dalam setiap pendapat dari para penulis di atas selalu menyebutkan tentang planning atau perencanaan. Tentulah hal ini pun memiliki alasan tertentu. Alasannya adalah perencanaan sangatlah penting dalam suatu pengorganisasian. Itu artinya pengorganisasian sesuatu hal akan sangat tidak efisien jika tidak adanya perencanaan terlebih dahulu.
Definisi dari perencanaan sendiri adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Dan tambahan untuk fungsi perencanaan adalah sudah termasuknya fungsi pengaturan budget.
Oleh karenanya lebih tepat bila perencanaan atau planning dirumuskan sebagai penetapan tujuan, policy, prosedur, budget, dan program dari suatu organisasi. Jadi dengan fungsi planning termasuk budgeting yang dimaksudkan fungsi manajemen dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi, menetapkan peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman pelaksanaan yang harus dituruti, dan menetapkan ikhtisar biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan akan diperoleh dari rangkaian tindakan yang akan dilakukan.
Organizing
Tidaklah lengkap jika membicarakan tentang manajemen tapi tidak menyinggung tentang organizing atau organisasi. Organizing dimaksudkan untuk mengelompokkan kegiatan sesuai dengan tingkat keperluannya, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.
Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas di manajemen dalam mengelompokkan orang-orang beserta dengan penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas yang berdaya guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam perencanaannya.
Staffing atau Assembling Resources
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Organizing dan Staffing merupakan dua fungsi manajemen yang sangat erat hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi, sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orang-orang yang akan memangku masing-masing jabatanyang ada dalam organisasi tersebut.
Leading
Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan, yakni :
1) mengambil keputusan,
2) mengadakan komunikasi,
3) memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak,
4) memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya,
5) memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian ke bagian yang lebih rendah pangkatnya adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud mencapai tujuan yang sudah yang sudah digariskan semula.
Directing atau Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Directing atau Commanding merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasikan kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
PENUTUP
Dari penjelasan dan ulasan di atas, nampaklah jelas bahwa manajemen sangatlah berpengaruh besar terhadap kehidupan mahasiswa, terutama jika berorganisasi. Bukan hanya berorganisasi, tapi dalm kehidupan sehari-hari pun segala jenis dan macam manajemen baik itu manajemen waktu, manajemen pengetahuan, dan lain-lain akan sangat bermanfaat bila diimplementasikan secara tepat pada sasarannya masing-masing.
PUSTAKA
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/Implementasi-fungsi-Manajemen-(POAC)-dalam-diri-pribadi-sebagai-seorang-mahasiswa
http://e-clipping.unila.ac.id/seberapa-penting-manajemen-untuk-mereka
Sabtu, 20 November 2010
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
Sejarah perkembangan Ilmu Manajemen |
Written by Admin |
Tuesday, 07 September 2010 19:12 |
Dalam sejarah perkembangannya teori manajemen telah mengalami tiga kali perubahan, yaitu: Scientific Management (teori insentif, 1903) Tokoh: Taylor, Fayol, Gulick, Urwick; focus pada produktivity dan memudahkan pekerjaan; perlu dikembangkan metode kerja dan standard kerja; muncul time and motion studi (studi gerak dan waktu didalam melaksanakan pekerjaan) prinsif-prinsif kerja; setiap orang dalam organisasi (tinggi atau rendah), harus diberi perlengkapan kerja (yang standard) dan insentif yang tinggi agar hasil kerja berkualitas. Human Relation (teori hubungan manusia, tahun 1930) Tokoh: Follet, Mayo, Reothlisberger; sanggahan teori finansial – untuk meningkatkan produktivitas kerja, hubungan yang dinamis dan harmonis perlu dibina. Behavior science (teori perilaku, 1950) Tokoh: Chester I Barnard dan Herbert Simon; gabungan dari teori insentif dan teori hubungan manusia (psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi); fokus pada prilaku kerja yang kooperatif dalam organisasi formal (works behavior in formal organizational); “produktivitas kerja individu akan membawa produktivitas kerja organisasi dan akan tergantung pada prilaku orang-orang didalam organisasi” – “prilaku orang akan tergantung pada keperluannya; untuk meningkatkan produktivitas organisasi, tingkatkan produktivitas individu, berikan insentif sesuai dengan tingkat keperluannya. Dan manajemen juga telah pula mengalami perkembangan sebanyak lima generasi, yaitu: Generasi I (Jungle Management) Pekerjaan lebih banyak dikerjakan sendiri; tidak ada catatan tertulis tentang apa yang telah, sedang, dan akan dikerjakan – dicatat dalam ingatan orang-orang yang menjalankan manajemen; pekerjaan dijalankan secara naluriah - mengalir bersama-sama orang yang saling bekerjasama; prinsif: doing thing by ourself. Generasi II (Management by direction) Manajemen sudah mulai kokoh sebagai sebuah ilmu; pelopornya adalah Frederick Winslow Taylor (1856-1915) – bapak manajemen ilmiah; cirinya penggunaan wewenang untuk mengarahkan anggota organisasi mencapai tujuan – sering disertai penggunaan paksaan; anggota organisasi kurang memiliki kebebasan untuk berkreasi; belum memperhitungkan kepuasaan pelanggan maupun kepuasan anggota organisasi; mulai berkembang teori-teori kepemimpinan; dinamakan “management by direction”; prinsip: “doing thing through by the other people” lahir. Generasi III (Management by Targetting/Management by Objective) Anggota organisasi diberi kebebasan supaya memiliki daya inovasi dan kreativity – kebebasan diimbangi dengan pemenuhan target-target pekerjaan yang ditetapkan secara kuantitatif untuk mencapai tujuan organisasi – dalam kenyataan target pekerjaan terlampau berat akhirnya membelenggu anggota organisasi kemudian menimbulkan stress; pelopor Peter F. Drucker; mengutamakan nilai produktivitas. Generasi IV (Value Creative Management) Tokoh: Brian L. Joiner, ; Ciri utama memadukan antara kualitas, pendekatan ilmiah serta kerja tim dalam suatu segitiga yang dimanakan “joiner triangle”; focus pada kualitas produk yang dihasilkan dalam rangka memberikan kepuasan pada pelanggan (customer satisfaction) disertai kepuasan dari para anggota organisasi – kualitas yang dimaksudkan adalah sebagaimana yang didefenisikan oleh para pelanggan; pencapai kualitas dijalankan melalui pelbagai pendekatan ilmiah yang berteraskan pada penelitian; pendekatan ilmiah merupakan suatu proses pelajar mengajar (pembelajaran) mengelola organisasi sebagai suatu sistem; pengembangan proses berpikir serta mengambil keputusan berdasarkan data; berangkat dari rasa percaya pada setiap orang dengan memperlakukan manusia berdasarkan harga dirinya, kepercayaan dan rasa hormat serta bekerja atas dasar pendekatan menang-menang (win-win approach); termasuk manajemen kualitas total (total quality management atau TQM). Generasi V (Knowledge and Human Networking Management) Tokoh Charles M. Savage bukunya Fith Generation Management – integrating enterprises through human networking, 1990; mengutamakan kualitas melalui kepuasan individu (pelanggan maupun anggota organisasi); ciri utamanya adalah bagaimana mengintegrasikan perusahaan melalui jejaringan manusia; unsur manusia di dalam organisasi dihargai sangat tinggi sebagai individu yang memiliki keahlian-keahlian tertentu; individu anggota organisasi bukan hanya sekedar alat produksi. Sumber : Suhardi Mukhlis, Drs, M.Si. Lektor, NIDN/NIPY 10 110666 01/125 033 012 SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK RAJA HAJI - TANJUNGPINANG http://www.pasamankab.go.id |
Sabtu, 02 Oktober 2010
SMA NEGERI 1 CIBITUNG AKAN MENJADI YANG TERBAIK DI BEKASI
Jumat, 01 Oktober 2010
Pengusaha Budi Hartono masih memimpin sebagai orang terkaya di Indonesia dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia yang dirilis oleh Majalah Globe Asia, Senin (31/5/2010).
Pemilik perusahaan rokok Djarum ini memiliki total kekayaan 4,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 44 triliun. Angka ini naik naik sekitar 0,7 miliar dollar AS dibanding tahun lalu yang mencapai 4,1 miliar dollar AS. Kekayaan Budi, menurut Globe, berasal dari meningkatnya harga saham Bank Central Asia serta keuntungan dari bisnis rokoknya. Dengan 4,8 miliar dollar AS itu, Budi
bisa membeli 19 buah pesawat Boeing 747.
Adapun di posisi kedua adalah pemilik Grup Sinar Mas, Eka Tjipta Wijaya, yang mempunyai kekayaan 4 miliar dollar AS. Kemudian di urutan ketiga adalah Anthony Salim. Sementara mantan Menko Kesra Aburizal Bakrie berhasil menyalip Putra Sampoerna di posisi keempat. Putra Sampoerna elorot ke posisi 6, sedangkan di posisi lima ditempati oleh Martua Sitorus, pemilik Grup Wilmar International Holding. Total dari 150 orang terkaya di Indonesia tersebut, tahun ini naik 22 persen menjadi 61,5 miliar dollar AS. Angka itu merepresentasikan sekitar 12 persen dari produk domestik bruto Indonesia.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5 persen, nilai kekayaan para taipan tersebut akan terus meningkat. Berikut 15 orang yang masuk ke dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia:
2. Eka Tjipta Wijaya (Sinar Mas) 4 miliar dollar AS
3. Anthony Salim (Salim) 3,6 miliar dollar AS
4. Aburizal Bakrie (Bakrie) 3 miliar dollar AS
5. Martua Sitorus (Wilmar) 2,5 miliar dollar AS
6. Putra Sampoerna (Sampoerna Capital) 2,4 miliar dollar AS
7. Sukanto Tanato (Raja Garuda Mas) 1,8 miliar dollar AS
8. Dato Low Tuck Kwong (Bayan) 1,4 miliar dollar AS
9. Peter Sondakh (Rajawali) 1,3 miliar dollar AS
10. Eddy William Katuari (Wings) 1,3 miliar dollar AS
11. Murdaya Poo dan Siti Hartarti (Berca) 1,1 miliar dollar AS
12. Hashim Djojohadikusumo (Tirtamas) 950 juta dollar AS
13. Susilo Wonowidjojo (Gudang Garam) 890 juta dollar AS
14. Mochtar Riady (Lippo) 805 juta dollar AS
15. Prajogo Pangestu (Barito) 805 juta dollar AS.
kapan w bisa kaya kaya mereka . hehehehehehe gapai dolo cita cita w
HACKER CUMA MODAL FLASHDISK
Ternyata sistem pertahanan keamanan mesin ATM tidak sekokoh yang banyak diperkirakan orang awam, buktinya hanya dengan bermodal flash disk saja sebuah ATM bisa diperintahkan untuk mengeluarkan semua uangnya, inilah yang sempat dibahas oleh Seorang mantan hacker yang kini menjadi konsultan keamanan, Barnaby Jack, mengungkapkan cara baru membobol automatic teller machine (ATM). Jack yang kini menjadi Direktur Penelitian di perusahaan konsultan keamanan, IOActive Labs, memamerkan teknik membobol ATM dalam acara pertemuan tahunan para hacker, Black Hat, di Las Vegas,.
“Saya berharap bisa mengubah cara pandang orang terhadap perangkat tersebut (ATM) yang dari luar tampak tak bisa ditembus,” kata Jack di depan audiens sebelum mendemonstrasikan cara membobol ATM. Untuk bisa membobol ATM, Jack mengaku menghabiskan lebih dari satu tahun untuk belajar merusak dan membobol mesin ATM yang sering ditemui di pompa-pompa bensin, bar dan perusahaan ritel.
Seperti dikutip dari REUTERS, kemarin, Demi mengetahui seluk-beluk ATM, Jack sampai membeli sendiri mesin ATM melalui internet. Pada konferensi tahunan Black Hat itu, Jack menunjukkan bagaimana ia meng-upload perangkat lunak buatannya yang disebut Dillinger.
Setelah menjangkiti mesin ATM, software Dillinger akan mendekati dan menginstruksikan mesin untuk mulai mengeluarkan uang tunai. Nama Dillinger mengacu pada sosok perampok legendaris Amerika Serikat, John Dillinger. Sementara software untuk ATM itu buatan perusahaan Tranax Technologies.
Jack menggunakan kunci yang tersedia di internet untuk membuka kotak ATM yang dilindungi Triton System. Kemudian dengan memasukkan flask disk berisi software Dillinger ke slot USB, maka akan memaksa ATM memuntahkan seluruh uang tunai di dalamnya. ATM yang dibobol Jack menggunakan perangkat Windows CE, sebuah versi sistem operasi buatan Microsoft Corp yang banyak digunakan pada komputer khusus termasuk ATM.
Jack mengatakan, para pembuat ATM sebenarnya telah membuat perangkat lunak yang bisa mencegah hacker mengulangi pola serangan yang sama, seperti yang ia lakukan di atas panggung saat itu. Namun Jack juga menegaskan bahwa ATM masih rentan dari serangan hacker. “Saya tidak cukup naif untuk menyatakan bahwa saya satu-satunya orang yang bisa melakukan hal ini,” katanya.
Jack menambahkan, ia yakin ATM yang digunakan oleh lembaga keuangan juga rentan diserang hacker. Namun ia belum bisa mensimulasikan serangan tersebut karena ia belum mampu mendapatkan ATM dari bank mana pun.
Sedangkan wakil direktur teknik Triton, Bob Douglas, mengatakan, dirinya tidak mengetahui adanya serangan yang sukses dilakukan terhadap perangkat yang dibuat perusahaannya.
Sekitar 6.000 hacker dan keamanan profesional minggu ini menghadiri konferensi Black Hat untuk membahas kerentanan dalam segala hal, mulai dari perangkat lunak yang menggunakan PC, ponsel, hingga sistem yang mengontrol jaringan listrik.
Banyak penyelenggara mempromosikan penelitian tersebut sebagai upaya untuk mempublikasikan kelemahan perangkat bagi pengguna, sehingga mereka dapat melindungi diri mereka dan mendorong para pembuat perangkat lunak, produsen dan pihak lain menemukan cara untuk membenahi kerentanan tersebut.
Sebuah ilmu pada dasarnya bagai pisau, bisa berfungsi ganda, untuk kebaikan atau keburukan tergantung pada sang tuan dimana ilmu tadi bersemayam, mau di manfaatkan menjadi apa.sumber: http://ruanghati.com/2010/07/30/seorang-hacker-ajarkan-hanya-bermodal-flashdisk-bisa-kuras-isi-atm/
SEJARAH ANAK BANGSA YANG UNIK
"SAYA INGIN MENJADI SEPERTI BAPAK SUSILO !!!!"
Ini dia Presiden Republik Indonesia pertama hasil pilihan rakyat secara langsung. Lulusan terbaik Akabri (1973) yang akrab disapa SBY dan dijuluki 'Jenderal yang Berpikir', ini berenampilan tenang, berwibawa serta bertutur kata bermakna dan sistematis. Dia menyerap aspirasi dan suara hati nurani rakyat yang menginginkan perubahan yang menjadi kunci kemenangannya dalam Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004.
Berpasangan dengan Muhammad Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden, paduan dwitunggal ini menawarkan program memberikan rasa aman, adil dan sejahtera kepada rakyat. Pasangan ini meraih suara mayoritas rakyat Indonesia (hitungan sementara 61 persen), mengungguli pasangan Megawati Soekarnoputri - KH Hasyim Muzadi.
Popularitas dengan enampilan yang tenang dan berwibawa serta tutur kata yang bermakna dan sistematis telah mengantarkan SBY pada posisi puncak kepemimpinan nasional. Penampilan publiknya mulai menonjol sejak menjabat Kepala Staf Teritorial ABRI (1998-1999) dan semakin berkibar saat menjabat Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid) dan Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri).
Ketika reformasi mulai bergulir, SBY masih menjabat Kaster ABRI. Pada awal reformasi itu, TNI dihujat habis-habisan. Pada saat itu, sosok SBY semakin menonjol sebagai seorang Jenderal yang Berpikir. Ia memahami pikiran yang berkembang di masyarakat dan tidak membela secara buta institusinya. "Penghujatan terhadap TNI itu menurut saya tak lepas dari format politik Orde Baru dan peran ABRI waktu itu," katanya. Maka, Tokoh Indonesia DotCom menjulukinya sebagai 'mutiara di atas lumpur'.
Banyak orang mulai tertarik pada sosok militer yang satu ini. Pada saat institusi TNI dan oknum-oknum militernya dibenci dan dihujat, sosok SBY malah mencuat bagai butiran permata di atas lumpur. (Hampir sama dengan pengalaman Jenderal Soeharto, ketika enam jenderal TNI diculik dalam peristiwa G-30-S/PKI, 'the smiling jeneral' itu berhasil tampil sebagai 'penyelamat negeri' dan memimpin republik selama 32 tahun. Sayang, kemudian jenderal berbintang lima ini terjebak dalam budaya feodalistik dan kepemimpinan militeristik. Pengalaman Pak Harto ini, tentulah berguna sebagai guru yang terbaik bagi pemimpin nasional negeri ini).
Lulusan Terbaik
Siapakah Susilo Bambang Yudhoyono yang berhasil meraih pilihan suara hati nurani rakyat pada era reformasi dan demokratisasi itu?
Pensiunan jenderal berbintang empat berwajah tampan dan cerdas, ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotji dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya R. Soekotji yang pensiun sebagai Letnan Satu (Peltu). Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas, mendorongnya menjadi seorang penganut agama Islam yang taat. Dalam dirinya pun mengalir kental jiwa militer yang relijius.
Selain itu, lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) angkatan 1973, ini juga memiliki garis darah biru, sebagai keturunan bangsawan Jawa yang mengalir dari dua arah dan berujung pada Majapahit dan Sultan Hamengkubuwono II. Kakeknya dari pihak ayah, bernama R. Imam Badjuri, adalah anak dari hasil pernikahan Kasanpuro (Naib Arjosari II - darah biru Majapahit) dan RM Kustilah ( sebagai turunan kelima trah Sultan Hamengkubuwono II bernama asli RA Srenggono). Bahkan dalam silsilah lengkapnya, SBY juga memiliki garis keturunan dari Pakubuwono.
Kendati SBY anak tunggal, dia hidup dengan prihatin dan kerja keras. Pada saat sekolah di Sekolah Rakyat Gajahmada (sekarang SDN Baleharjo I), SBY tinggal bersama pamannya, Sasto Suyitno, ketika itu Lurah Desa Ploso, Pacitan. Prestasinya saat SR sudah menonjol.
Dalam proses pengasuhan yang berdisiplin keras, pada masa kecil dan remajanya, SBY juga mengasah dan menyalurkan bakat sebagai penulis puisi, cerpen, pemain teater dan pemain band.
Pria tegap yang memiliki tinggi badan sekitar 175 cm, kelahiran Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949, ini senang mengikuti kegiatan kesenian seperti melukis, bermain peran dalam teater dan wayang orang. Beberapa karya puisi dan cerpennya sempat dikirimkan ke majalah anak-anak waktu itu, misalnya ke Majalah Kuncung. Sedangkan aktivitas bermain band masih dilaksanakan hingga tingkat satu Akabri Darat sebagai pemegang bas gitar. Sesekali masih juga menulis puisi.
Di samping kesenian, ia juga menyukai dunia olah raga seperti bola voli, ia senang travelling, baik jalan kaki, bersepeda atau berkendaraan. Sedangkan olah raga bela diri hingga saat ini masih aktif dilakukan.
Tekadnya menjadi prajurit mengental saat kelas V SR (1961) berkunjung ke AMN di kampus Lembah Tidar Magelang.
"Saya tertarik dengan kegagahan sosok-sosok taruna AMN yang berjalan dan berbaris dengan tegap waktu itu. Ketika rombongan wisata singgah ke Yogyakarta, saya sempatkan membeli pedang, karena dalam bayangan saya, tentara itu membawa pedang dan senjata," kenang SBY.
Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka dia pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
Namun kemudian, SBY malah memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Selagi belajar di PGSLP Malang itu, ia pun mempersiapkan diri untuk masuk Akabri.
Tahun 1970, dia pun masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, dia meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.
Saat menempuh pendidikan di Akademi Militer, itu, SBY berkenalan dengan Kristiani Herrawati, putri Sarwo Edhie. Saat itu, Mayjen Sarwo Edhi Wibowo, menjabat Gubernur Akabri. Perkenalan terjadi saat SBY menjabat sebagai Komandan Divisi Korps Taruna.
Perkenalan itu berlanjut dengan berpacaran, bertunangan dan pernikahan. Mereka dikarunia dua orang putra Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).
Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS.
Karir Militer
Dalam meniti karir, SBY sangat mengidolakan Sarwo Edhi yang tidak lain adalah bapak mertuanya sendiri. Dalam pandangannya, Sarwo Edhi adalah seorang prajurit sejati. Jiwa dan logika kemiliterannya amat kuat. Selain belajar strategi, taktik, dan kepemimpinan militer, mertuanya itu amat sederhana dalam hidup dan teguh dalam memegang prinsip-prinsip yang diyakini.
Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.
Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak.
SBY, sebagai komandan peleton, giat berlatih bersama anak buahnya sehingga peletonnya sering kali menjadi andalan bagi Kompi A dalam setiap kegiatan latihan bersama kompi-kompi lainnya di tingkat batalyon. Selain itu, ia juga mendapat tugas tambahan memberi les pengetahuan umum dan bahasa Inggris bagi semua anggota batalyon.
Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975.
Kemudian sekembali ke tanah air, ia memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Dia pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.
Sepulang dari Timor Timur, ia menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, ia ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982).
Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, ia mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan dia menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
Lalu dia dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989.
Dia pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, ia ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).
Lalu, dia kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995).
Tak lama kemudian, dia dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Ia menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina.
Setelah kembali dari Bosnia, ia diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996), hanya sekitar lima bulan. Saat itu Pangdam Jaya dijabat Mayjen TNI Sutiyoso, yang menggantikan Mayjen TNI Wiranto yang diangkat menjadi Panglima Kostrad. Pada saat menjabat sebagai Kasdam Jaya, terjadi peristiwa 27 Juli 1996, yang menyeret namanya menjadi salah seorang saksi dalam pengungkapan kasus tersebut.
Kemudian dia menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999). Penampilan publiknya mulai menonjol saat menjabat Kepala Staf Teritorial ABRI tersebut.
Pada masa menjabat Kaster ABRI ini reformasi mulai bergulir. TNI dihujat habis-habisan. Pada saat itu, sosok SBY semakin menonjol sebagai seorang Jenderal yang Berpikir. Ia memahami pikiran yang berkembang di masyarakat dan tidak membela secara buta institusinya. Dia pun berperan banyak dalam upaya mereposisi peran TNI (ABRI). Rafermasi TNI dimulai pada masa ini.
Karir Politik
Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Ketika itu ia masih berpangkat letnan jenderal dan akhirnya pensiun dengan pangkat jenderal kehormatan.
Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam untuk menggantikan Jenderal Wiranto yang terpaksa mengundurkan diri sebagai Menkopolsoskam.
Popularitasnya semakin berkibar saat menjabat Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid) dan Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri).
Tugas terberatnya sebagai Menko Polkam adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat dan dunia bahwa keamanan di Indonesia dapat diwujudkan. Faktor keamanan inilah yang sering dijadikan investor asing untuk membatalkan rencana investasinya di Indonesia. Sedangkan dari dalam negeri, masyarakat sering kali merasa was-was dengan berbagai gangguan seperti teror bom yang kerap terjadi.
Persoalan lainnya adalah, upaya menghentikan pertikaian di daerah konflik, yang secara perlahan memperlihatkan kemajuan. Namun, karena besarnya masalah yang dihadapi, keberhasilan tugasnya itu sering tidak ditanggapi serius. Masih banyak pekerjaan besar menunggu untuk segera diselesaikan.
Menghadapi tugas berat, ternyata menjadi bagian sejarah hidup SBY yang sebelum menjadi menteri sempat diprediksi bakal menjadi orang nomor satu di lingkungan militer. Ketika Presiden KH Abdurrahman Wahid berkuasa, ia sempat diberi tugas untuk melobi keluarga mantan Presiden Soeharto. Maksud langkah persuasif yang dilakukannya itu agar keluarga cendana bersedia memberikan sebagian hartanya kepada rakyat dan bangsa. Khususnya untuk membawa pulang harta keluarga Soeharto yang diperkirakan masih tersimpan di luar negeri. Padahal saat itu masyarakat tengah menunggu dengan seksama hasil peradilan orang kuat Orde Baru tersebut.
Presiden Wahid pada awal tahun 2001 pernah memintanya untuk membentuk Crisis Centre. Dalam lembaga nonstruktural ini Presiden Wahid meminta Yudhoyono menjabat sebagai Ketua Harian dan menempatkan pusat informasi atau kegiatan (operation centre) di kantor Menko Polsoskam. Lembaga baru ini berfungsi untuk memberikan rekomendasi kepada Presiden Wahid dalam menjawab berbagai persoalan. Termasuk di antaranya sikap Kepala Negara dalam merespon pemberian dua memorandum oleh DPR.
Kisah ketika dia menjabat Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid) mengukir kisah tersendiri.
Walau berulang kali menerima kepercayaan bukan berarti Yudhoyono ‘lembek’ dalam menghadapi Presiden Wahid. Ketika terdengar kabar Presiden Wahid ngotot akan menerbitkan dekrit pembubaran DPR, maka, bersama Panglima TNI Laksamana Widodo AS dan jajaran petinggi TNI lainnya, ia meminta Gus Dur mengurungkan niatnya.
Puncaknya, pada 28 Mei 2001, bersama beberapa menteri tidak merekomendasikan rencana Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Dekrit Presiden. Bahkan tidak bersedia melaksanakan Maklumat Presiden yang menugaskannya sebagai Menkopolsoskam untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengatasi krisis, memelihara keamanan, ketertiban dan hukum.
Akibatnya ia diberhentikan dengan hormat dari jabatan Menkopolsoskam pada 1 Juni 2001, kerena menolak rencana Presiden mengeluarkan Dekrit. Ketika ia ditawari jabatan Menteri Perhubungan atau Menteri Dalam Negeri namun ditolaknya.
Lalu pada Sidang Istimewa MPR-RI, 25 Juli 2001, ia dicalonkan memperebutkan jabatan Wakil Presiden yang lowong setelah Megawati Soekarnoputri dipilih menjadi presiden. Ia bersaing dengan Hamzah Haz dan Akbar Tandjung.
Pada 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Dia pun tampak menjalankan tugasnya dengan baik. Salah satu pelaksanaan tugasnya adalah mengumumkan pemberlakuan status darurat militer di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada 19 Mei 2003, serta proses penyelesaian konflik Ambon dan Poso.
Hal itu sangat menguntungkan SBY yang sudah berancang-ancang untuk merebut kursi presiden. Kemudian popularitasnya makin memuncak. Pertama kali dia masuk bursa calon presiden, ketika Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia menimangnya menjadi salah satu kandidat calon presiden dan wakil presiden. Kemudian, Partai Demokrat yang dibidani dan didirikan bersama beberapa koleganya menyebutnya sebagai calon presiden, bukan calon wakil presiden.
Lalu iklan damainya muncul di berbagai stasiun televisi. Ia pun menjawab pertanyaan wartawan yang menanyakan soal tidak dilibatkannya dia dalam beberapa kegiatan kabinet yang menyangkut masalah politik dan keamanan. Lalu, suami Presiden Megawati, Taufik Kiemas menyebutnya kekanak-kanakan karena dinilai melapor kepada wartawan bukan kepada presiden (1/3/2004). Ia pun beruntung karena pers dan beberapa pengamat membangun opini bahwa ia sedang ditindas oleh Taufik Kiemas, suami Megawati.
Dalam pada itu, dua kali rapat kordinasi bidang Polkam batal dilakukan karena ketidakhadiran para menteri terkait. Tampaknya para menteri terkait tak lagi mempercayai dan menurutinya. Lalu pada 9 Maret 2004, dia pun menyurati Presiden Megawati mempertanyakan kewenangannya sekaligus minta waktu bertemu. Namun, Presiden tidak menjawab surat itu. Mensesneg Bambang Kusowo kepada pers mengatakan tidak seharusnya seorang menteri (pembantu presiden) mesti membuat surat meminta bertemu dengan presiden. Dia pun diundang mengahadiri rapat menteri terbatas. Tapi ia tidak datang.
Ia merasa suratnya tak ditanggapi. Lalu pada 11 Maret 2004, ia memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam karena merasa kewenangannya sebagai Menko Polkam telah diambil-alih oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada situasi itu, M. Jusuf Kalla, yang menjabat Menko Kesra, menemuinya. Lalu, malam harinya, di sebuah hotel, ia bertemu Abdurrahman Wahid yang diisukan sudah sejak beberapa waktu menimangnya menjadi calon presiden dari PKB.
Jenderal yang simpatik, tampan, mudah senyum dan memikat banyak perempuan ini, ketika mengumumkan permintaan pengunduran dirinya, mengatakan "Sesuai dengan hak politik saya, jika nanti pada saatnya ada partai politik, katakanlah Partai Demokrat dan dengan gabungan partai lain yang mengusulkan saya sebagai calon presiden, insya Allah saya bersedia."
Keputusan pengunduran dirinya dinilai berbagai pihak suatu keputusan yang elegan. Dalam perjalanan kariernya, Yudhoyono, memang selalu ingin tampak elegan baik dalam bertutur maupun bersikap. Sikap itu terlihat dalam beberapa peristiwa penting yang melibatkan langsung menantu Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo itu.
Langkah pengunduran diri ini dinilai berbagai pihak membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Polling TokohIndonesia DotCom menempatkannya sebagai calon wakil presiden yang paling puncak.
Dwitunggal SBY-JK
Proses pengunduran dirinya yang terkesan akibat tersisihkan dalam Kabinet Megawati telah mengangkat populeritasnya. Popularitasnya semakin menonjol. Ia seorang yang beruntung memiliki popularitas politik menggungguli para tokoh poltik lainnya yang justru sebelumnya meminangnya sebagai Calon Wakil Presiden. Popularitasnya telah mendongkrak perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu legislatif 2004 yang menduduki peringkat lima dan mengantarkannya menjadi calon presiden.
Tak lama setelah Pemilu Legislatif April 2004, SBY pun secara resmi meminta kesediaan M. Jusuf Kalla mendampinginya sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Pasangan ideal ini dicalonkan Partai Demokrat, PKPI dan PBB.
Pada Pemilu Presiden putaran pertama 5 Juli 2004, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla ini memperoleh 39.838.184 suara (33,574 persen) diikuti pasangan Megawati-Hasyim Muzadi 31.569.104 suara (26,60 persen). Kedua pasangan itu maju ke Pemilu Presiden tahap kedua 20 September 2004.
Sementara perolehan suara tiga pasangan Capres-Cawapres lainnya yakni di urutan tiga Wiranto-Salahuddin Wahid meraih 26,286,788 suara (22,154%), urutan empat Amien Rais-Siswono Yudo Husodo 17,392,931suara (14,658%), dan urutan lima Hamzah Haz-Agum Gumelar 3,569,861suara (3,009%).
Dalam aturan main Pemilu Presiden ditetapkan jika dalam putaran pertama tidak ada pasangan Capres-Cawapres yang meraih 50% + 1n suara dengan sedikitnya 20 persen di setiap provinsi dan tersebar lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, maka peraih suara terbanyak 1 dan 2 ditetapkan untuk maju ke putaran kedua Pemilu Presiden.
Hasil rekapitulasi penghitungan suara dari 32 provinsi ditambah hasil pemilu di luar negeri, jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya 121.293.844 orang, atau 78,22 persen dari pemilih terdaftar 155.048.803, lebih rendah dari pemilu legislatif yang 84,07 persen.
Pasangan Yudhoyono-Jusuf meraih kemenangan di 17 provinsi, termasuk di luar negeri. Pasangan Megawati-Hasyim mengungguli pasangan calon lainnya di enam provinsi. Pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid meraih kemenangan di tujuh provinsi. Pasangan Amien Rais-Siswono Yudo Husodo meraih kemenangan di dua provinsi. Pasangan Hamzah Haz-Agum Gumelar tidak memenang di satu pun provinsi.
Kemudian pada Pemilu Presiden putara kedua 20 September 2004, SBY-JK meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen, mengungguli pasangan Mega-Hasyim yang meraih kurang dari 40 persen suara.
Tinggal di Istana
Menjawab pertanyaan wartawan (24/9/2004), akan tinggal di mana setelah dilantik menjadi presiden, SBY menjawab: "Istana. Saya memilih akan tinggal di sana setelah dilantik." Pilihannya beserta keluarga untuk tinggal di Istana Negara didasarkan pada alasan akan lebih efisien dan efektif bagi pelaksanaan tugasnya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Menurutnya, di istana akan memudahkan pengaturan kegiatan. Tidak akan terlalu menghambat lalu lintas, pengamanan akan lebih mudah, tamu-tamu akan mudah pengaturan dan pendataannya, dan demi penghematan juga. "Kalau saya tinggal di luar istana, pasti diperlukan pembangunan sejumlah fasilitas yang sebetulnya tidak diperlukan jika saya tinggal di istana," katanya. ►crs